Lha iya aku mengais nasib di tepian jalan
Bukan di jalur mulus di mana bercecer emas berlian
Sedapat mungkin kupeluk banyak sulit
Dalam tekanan batin yang sempit menghimpit
Kita ini hanya jelata sayang
Hidup di atap revolusi yang tak kunjung datang
Kita belum selapar jiwa-jiwa lain yang sudah terkapar
Kandas mimpi-mimpinya dan harapan pun buyar
Kita dididik di pagar sekolah yang tepikan nurani
Kita bertarung di medan laga yang tega menelan saudara sendiri
Kita bersaing dengan kekuatan tak berhati
Kita diperintah oleh kuasa yang tak lagi berbudi
Demokrasi separuh hati,..
Yang kaya yang boleh turut bernyanyi
Kita tetap menelan ludah menahan keinginan
Tanpa boleh ikut mengecap keindahan
Harga-harga mulai naik pasti perlahan
Harga diri mulai terpasung sebab ratapan
Bersyukurlah sayang, di meja kita masih ada yang dimakan
Bersujudlah sayang anak kita masih diberkahi senyuman
Kita beradu di tanah subur yang jadi tak berbuah
Kita berlari di arena yang kabur garisnya sudah
Kita terbelenggu dalam bayang merdeka
Kita dijajah oleh tangan-tangan yang menutup mata
Iya lah aku hanya setitik kecil kegelisahan
Sebab aku tak berpegang kelebihan
Selama masih ada engkau menjadi kawan
Aku kan bertahan,....
No comments:
Post a Comment